“Kalau
memang sibuk ga jadi juga ga apa-apa.” – Jawaban saya cukup sederhana: “OK,
saya pulang sekarang.”
Pernah
ga kita dihadapkan pada “over expectation” – saya rasa seringkali kita
berhadapan dengan hal tersebut, dan saya rasa sudah waktunya diadakan satu
pelatihan mengenai ‘management expectation’ supaya kita terlatih untuk menerima
rasa kecewa. Terlebih apabila expectation disini melibatkan feeling.
Pekerjaan
yang menumpuk, deadline yang ga ada habisnya, tight time management – terkadang
dapat meningkatkan hormon adrenalin ke tingkat yang kita sendiri ga ingin ada
disana, dan cukup mengakibatkan kejenuhan suasana, emosi dan reflect yang tidak
seimbang secara fisik.
Kemudian
disaat kondisi jasmani dan rohani tidak seimbang tersebut, diketemukan dengan
rencana yang sudah dibangun dengan hati-hati, yang mengakibatkan rencana
tersebut tidak terlaksana. Maka terciptalah reaksi kosmik yang tidak wajar dan
menyulut percikan yang ga diinginkan.
Lalu
apa hubungannya dengan percakapan diatas?
Percakapan
diatas hanyalah titik kulminasi dari serangkaian proses yang cukup bikin letih
jasmani rohani dalam sehari.
Diawali
dengan rencana yang cukup smooth dari sehari sebelumnya. Dilanjutkan dengan esok
pagi-nya kondisi masih aman, menjelang siang disaat letih mulai menyapa,
deadline mulai mendera, terjadi satu kejadian yang menurut saya pribadi cukup
aneh dan merubah hampir sebagian rencana yang sudah tersusun. People sometimes
unpredictable, but please give me one good reason when you want to change
something. One logic reason.
Then,
within 1 hour, another changes. Ketawa saya mulai garing disitu menghadapi
perubahan yang diluar dari “rencana dadakan”. But, I’m still thinking
positively, as long as the big plan not changes, then I’m OK with these small
changes.
Menjelang
sore, within a very limited time saya coba kejar seluruh deadline untuk tetap
catch up dengan planning awal.
Close
to ending office hour, muncul pertanyaan saya: “Is our planning still on?” dan
jawaban yang saya terima adalah “ON”…… “but”, …… and then the ‘but’ was not
what I’m expected. And I hate all communications after that “but…”
Dan
sebagaimana tertera dalam judulnya ‘over expectation’… rencana hanyalah rencana
dan ekspetasi bubar semua. (dan, jangan katakan sama siapapun yaaa… saya cukup
terluka hari ini, dan diam-diam terisak).